Post by Hardiono Yoni Pusponegoro on Oct 8, 2017 1:55:04 GMT
Diagnosis autisme ditegakkan sesuai kriteria Diagnostic and statistical manual of mental disorders. 5th ed. (DSM-5)
A. Defisit menetap dalam komunikasi sosial dan interaksi sosial dalam berbagai bidang, baik di masa lampau maupun saat ini. Sebagai contoh:
1. Kesulitan dalam hubungan sosial-emosional timbal balik. Mulai dari pendekatan sosial yang kurang adekuat dan ketidakmampuan melakukan percakapan secara bergantian secara wajar; sampai berkurangnya kemampuan berbagi minat, emosi atau afek; sampai kegagalan untuk memberi respons terhadap interaksi sosial
2. Kesulitan dalam komunikasi non-verbal yang digunakan dalam interaksi sosial. Mulai dari kurang dapat mengintegrasikan komunikasi verbal dan non-verbal; sampai kurangnya kontak mata dan bahasa tubuh, atau kesulitan untuk mengerti dan menggunakan mimik; sampai tidak adanya ekspresi wajah dan komunikasi non-verbal.
3. Kesulitan dalam memulai, memelihara, dan memahami hubungan antar manusia. Mulai dari kesulitan mengatur perilaku yang sesuai dengan konteks sosial yang dihadapi, kesulitan bermain dan berbagi permainan imajinatif, atau kesulitan menjalin pertemanan; sampai tidak adanya minat terhadap teman.
B. Perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas (stereotipik) dan berulang (repetitif), ditandai oleh paling sedikit dua hal berikut, baik di masa lampau atau pada saat ini:
1. Stereotipik atau repetitif dalam menggunakan benda atau berbicara, misalnya adanya gerak stereotipik, menderetkan mainan, membalik-balik benda atau lembaran buku, ekolalia, sampai adanya kalimat idiosinkratik.
2. Kecenderungan untuk melakukan hal yang sama, keterikatan yang kaku terhadap suatu rutinitas atau perilaku dan bicara yang merupakan suatu ritual. Sebagai contoh, anak merasa terganggu bila ada perubahan kecil dalam rutinitas, sulit bertransisi dari suatu keadaaan ke keadaan lain, memiliki pola berpikir yang kaku, ada ritual menyapa/memberi salam, selalu menggunakan arah jalan yang sama atau makan makanan yang sama setiap hari.
3. Minat yang sangat terbatas, dan terpaku pada sesuatu yang kurang wajar dalam intensitas dan fokus. Misalnya sangat dan hanya suka pada benda atau mainan tertentu, dan minat yang terbatas hanya pada hal tertentu.
4. Reaksi yang berlebihan atau sebaliknya reaksi yang kurang terhadap suatu rangsang sensoris, atau menunjukkan ketertarikan terhadap suatu aspek sensoris dari lingkungan. Misalnya reaksi berbeda terhadap nyeri dan suhu, reaksi yang tidak wajar terhadap suara atau tekstur benda, senyum yang tidak adekuat, selalu suka menyentuh benda tertentu, sangat tertarik pada suatu cahaya atau suatu gerakan.
C. Gejala sudah mulai terlihat pada masa perkembangan dini, walaupun kadang-kadang belum terlihat sampai saat tuntutan sosial melebihi kapasitasnya.
D. Gejala menyebabkan gangguan dalam bidang sosial, bersekolah, bermain, atau fungsi anak sehari-hari.
E. Gejala bukan disebabkan disabilitas intelektual atau global developmental delay. Bila terdapat disabilitas intelektual dan autisme bersamaan, komunikasi sosial selalu lebih rendah dari yang diharapkan.
Ref: American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders. 5th ed. Washington D.C.: American Psychiatric Association; 2013.
A. Defisit menetap dalam komunikasi sosial dan interaksi sosial dalam berbagai bidang, baik di masa lampau maupun saat ini. Sebagai contoh:
1. Kesulitan dalam hubungan sosial-emosional timbal balik. Mulai dari pendekatan sosial yang kurang adekuat dan ketidakmampuan melakukan percakapan secara bergantian secara wajar; sampai berkurangnya kemampuan berbagi minat, emosi atau afek; sampai kegagalan untuk memberi respons terhadap interaksi sosial
2. Kesulitan dalam komunikasi non-verbal yang digunakan dalam interaksi sosial. Mulai dari kurang dapat mengintegrasikan komunikasi verbal dan non-verbal; sampai kurangnya kontak mata dan bahasa tubuh, atau kesulitan untuk mengerti dan menggunakan mimik; sampai tidak adanya ekspresi wajah dan komunikasi non-verbal.
3. Kesulitan dalam memulai, memelihara, dan memahami hubungan antar manusia. Mulai dari kesulitan mengatur perilaku yang sesuai dengan konteks sosial yang dihadapi, kesulitan bermain dan berbagi permainan imajinatif, atau kesulitan menjalin pertemanan; sampai tidak adanya minat terhadap teman.
B. Perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas (stereotipik) dan berulang (repetitif), ditandai oleh paling sedikit dua hal berikut, baik di masa lampau atau pada saat ini:
1. Stereotipik atau repetitif dalam menggunakan benda atau berbicara, misalnya adanya gerak stereotipik, menderetkan mainan, membalik-balik benda atau lembaran buku, ekolalia, sampai adanya kalimat idiosinkratik.
2. Kecenderungan untuk melakukan hal yang sama, keterikatan yang kaku terhadap suatu rutinitas atau perilaku dan bicara yang merupakan suatu ritual. Sebagai contoh, anak merasa terganggu bila ada perubahan kecil dalam rutinitas, sulit bertransisi dari suatu keadaaan ke keadaan lain, memiliki pola berpikir yang kaku, ada ritual menyapa/memberi salam, selalu menggunakan arah jalan yang sama atau makan makanan yang sama setiap hari.
3. Minat yang sangat terbatas, dan terpaku pada sesuatu yang kurang wajar dalam intensitas dan fokus. Misalnya sangat dan hanya suka pada benda atau mainan tertentu, dan minat yang terbatas hanya pada hal tertentu.
4. Reaksi yang berlebihan atau sebaliknya reaksi yang kurang terhadap suatu rangsang sensoris, atau menunjukkan ketertarikan terhadap suatu aspek sensoris dari lingkungan. Misalnya reaksi berbeda terhadap nyeri dan suhu, reaksi yang tidak wajar terhadap suara atau tekstur benda, senyum yang tidak adekuat, selalu suka menyentuh benda tertentu, sangat tertarik pada suatu cahaya atau suatu gerakan.
C. Gejala sudah mulai terlihat pada masa perkembangan dini, walaupun kadang-kadang belum terlihat sampai saat tuntutan sosial melebihi kapasitasnya.
D. Gejala menyebabkan gangguan dalam bidang sosial, bersekolah, bermain, atau fungsi anak sehari-hari.
E. Gejala bukan disebabkan disabilitas intelektual atau global developmental delay. Bila terdapat disabilitas intelektual dan autisme bersamaan, komunikasi sosial selalu lebih rendah dari yang diharapkan.
Ref: American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders. 5th ed. Washington D.C.: American Psychiatric Association; 2013.